abpriambodo.wr wrote: ↑Wed Aug 29, 2018 10:41 am
Hello teman-teman semua, saya ingin berbagi pengalaman ketika saya mengkonsumsi Edaravon (saya juga mengkonsumsi Riluzole secara bersamaan):
Jika di jepang ternyata biasanya mereka theraphy eradavone dengan dokter yang dipanggil kerumah.
Jadi untuk siklus pertama, setiap hari selama 14 hari di masukan eradavone melalui infus. (kira2 sejeam stiap hari) setelah infuss selang dicabut jarum ditinggal sehingga dapat beraktivitas dengan leluasa.
Setiap 2 hari di cek lab, apabila hasilnya maka theraphy akan dilanjutkan.
Kebetulan hasil yang didapatkan mama bagus sehingga theraphy dilanjutkan. Karena tidak ada efek samping, pemeriksaan darah yang tadinya 2 hari sekali diubah menjadi 4-5 hari.
Anyway, dari hasil lab mungkin bagus, tapi dari fisik yang terlihat. Menurut pengamatan saya pribadi, karena kurang bergerak tadi, badan malah jadi lebih lemes, menurut saya karena terus2an di ranjang RS ya.
Akhirnya kita memutuskan 3 siklus saja di Jepang, dan discuss dengan dokter yang di Singapore.
Untuk mengusahakan supaya Eradavone bisa di pesan dan masuk ke Singapore, dari dokter harus tulis surat ke management RS, dr management RS ajukan ke minstry of health kemudian di approve untuk order dengan jangka waktu kira-kira 3 minggu.
Prosedurnya kemarin adalah kita hrus bayar dimuka waktu admit untuk skaligus 3 siklus, untuk obatnya saja sekitar 30rb SGD (tersebut belum termasuk biaya rawat RS). Setelah siklus pertama selesai, kita keluar RS.
Siklus berikutnya hanya 10 hari, prosesnya sama stiap hari infus eradavone.
Salam,
Sanny